Cerita Cinta Indah Penuh Makna Dan Air Mata
Cerita ini bermula dari tatap muka seorang wanita dengan lelaki yang saling sedang melakukan satu pekerjaan kemah. Jin itu nama lelaki sedang Sinta nama wanita itu. Mereka tidak sama sekolah tapi karena pekerjaan kemah bakti itu dilaksakan dengan cara serentak oleh semua SMA karena itu mereka pada akhirnya saling berjumpa di perkemahan itu.
Metode Dalam Memilih Provider Togel
Letak tempat kemah Jin serta Sinta itu sebetulnya lumayan jauh, tapi sebab mereka seringkali apel pagi bersama-sama semua siswa, pada akhirnya tatapan-tatapan kecilpun tidak terhindar. Perlahan-lahan Jin mulai berani dekati Sinta bila ada waktu luang istirahat. Tapi tidak berani untuk berteman, Jin cuma tersenyum kecil bila melalui dimuka Sinta. Pada akhirnya sesudah seringkali berjumpa serta sama-sama melempar senyum, mereka berteman.
"Hei, ini hari panas sekali ya?"
"Iya panas nih, kemungkinan sebab gunung ini sudah gundul kali ya, karena itu panas."
"Anyway, kita belum kenalan kan? Nama saya Jin. Nama kamu siapa?"
"Namaku Sinta"
Demikianlah proses perjumpaan mereka yang paling singkat itu pada akhirnya membuat kedua-duanya makin dekat dari hari kehari.
Kemah hampir 1 minggu mereka kerjakan, serta kedua-duanya makin dekat. Hingga kemudian mereka berdua harus terpisah sebab pekerjaan kemah sudah selesai. Tapi kemah usai atau persisnya di acara Malam Keakraban, Jin menyengaja ada selain Sinta supaya bila mereka tidak berjumpa lagi, jadi tidak ada duka cita sebab rasa kangen.
"Sin, klo pekerjaan ini sudah selesai, kita masih dapat bertemu lagi gak ya?" Bertanya Jin.
"Saya gak tahu Jin, tapi klo memang kita gak dapat bertemu lagi, bagaimana?" Jawab Sinta.
"Yang tentu saya akan kehilangan kamu sekali" Jin nampak susah dengan menjelaskan hal itu.
Demikianlah malam keakraban mereka lewati dengan duka cita sebab kemah akan selesai esok serta mereka akan selekasnya kembali lagi kerumah semasing.
Keesokan hari juga datang, waktu dimana mereka harus selekasnya persiapan untuk pulang. Jin yang masih tetap merasai susah pada akhirnya mempunyai kemauan untuk tembak Sinta untuk dibuatnya seorang kekasih, supaya mereka tetap berjumpa bila kedua-duanya sudah saling telah kembali lagi kerumah. Dihampirinya Sinta yang waktu itu sedang mengemas bajunya.
"Bisa ngomong sesaat gak?" Jin merapat.
"Bisa, ngomong saja Jin, ada apakah? " Sinta berdiri serta merapat ke Jin yang berada di luar camp.
"Tetapi gak di sini, dapat kita kedepan sesaat?"
"Oh, yaudah yuk!"
Mereka berdua kedepan camp serta disanalah Jin menjelaskan jika ia saya pada Sinta. Pada akhirnya mereka berdua sudah jadi sepasang pacar sebab Sinta rupanya menyenangi Jin.
Dengan berganti no smartphone serta alamat rumah, mereka mengharap bisa merajut jalinan yang abadi nanti.
============================================================================
Pekerjaan camp telah berlalu seputar dua hari, Sinta serta Jin seperti umumnya lakukan aktifitasnya semasing dengan masih sama-sama jaga komunikasi mereka berdua.
Semenjak hari pertama mereka sampai di rumah, Jin telah main kerumah Sinta. Ia berteman sama orang tuanya yang nampak benar-benar ramah pada Jin.
"Tahu gak saya bawa serta apa?" Bertanya Jin
"Bawa serta apaan sich, kok repot?" Sinta seolah larang Jin bawa suatu hal.
"Merem dahulu dong, kelak baru saya kasih surprisenya"
"Oke, deeehhh..."
"SURPISEEEEE....!!!"
"Ya ampun Jin kok sampai segitunya sich" Jawab Sinta yang nampak bahagia sebab dibawakan satu bonek pink yang lucu.
Demikianlah peristiwa hari pertama yang paling terkesan untuk kedua-duanya sebab telah dua hari semenjak camp mereka tidak berjumpa.
Semenjak hari pertama itu Jin tawarkan Sinta untuk menjemputnya setiap hari bila pergi kesekolah.
Mereka tersenyum bahagia tiap hari sebab berjumpa serta bergurau bersama-sama. Rasa sayang serta cinta makin dalam mereka rasakan keduanya. S/d hari ke 56 mereka bersama atau mungkin persisnya nyaris 2 bulan bersama-sama memadu kasih serta cinta berdua. Tidak lupa Jin tetap bawa satu boneka setiap hari mereka berjumpa.
Meskipun mereka berdua tetap bersama-sama dan nampak bahagia, sedikitpun Jin belum pernah menjelaskan "Saya Sayang Kepadamu" pada Sinta. Sinta-pun berasa makin lama tidak nyaman sebab hal itu.
Satu saat waktu Jin main kerumahnya, Sinta mengatakan pada Jin.
"Jin, kamu sayang gak sich sama Sinta?"
"Ehmm, Saya....saya pulang dahulu ya, ini bonekanya untuk kamu"
"Lho kok justru pulang"
Sinta tidak mengerti, mengapa Jin tidak ingin menjelaskan sayang pada dianya. Waktu diberi pertanyaan sayang atau gak, justru Jin bergegas pulang. Sampai terbesit dalam pemikiran Sinta, apa Jin tidak serius sayang pada ia ya?
Lantas datang pada akhirnya Sinta yang akan rayakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, serta besar keinginan Sinta supaya Jin dapat tiba ke hari tesebut. Sebab ini adalah hari yang penting buat dianya, Sinta memikir pasti Jin akan memberi satu kejutan yang paling indah selama hidupnya.
Ulang tahun Sinta jatuh dua hari lagi, dianya nampak tetap bahagia waktu dengan Jin.
"Kamu mengapa sich kok senyum-senyum terus"
"Ah gak pa2 kok, hanya senang saja"
"Oh"
Demikianlah Jin yang nampak benar-benar dingin menjawab kebahagiaan Sinta. Lantas datang waktunya ulang tahun Sinta yang ke 17 yang pas jatuh di hari minggu. Dengan kenakan satu gaun acara pesta yang cantik, Sinta menyongsong semua tamu undangan yang pada sore itu tiba kerumahnya, karena acaranya berjalan pada sore sampai malam.
Telah jam 8 malam, Jin belum nampak tiba di acara pesta ulang tahun Sinta. Ia mulai kuatir serta memikir suatu hal yang jelek kemungkinan berlangsung pada Jin.
Waktu terus berjalan, serta semua tamupun sudah pergi sebab acara sudah selesai. Sinta makin kuatir serta tidak karuan sebab Jin tidak segera datang. Ia coba menelepon ke no smartphone Jin tapi tidak aktif.
Dengan perasaan campur baur, Sinta terus menanti Jin yang belum tiba itu. Sambil berdoa ia memikir, "Apa Jin lupa hari lagi tahunku?" demikianlah yang dipikir oleh dianya.
Pagi juga datang, Sinta yang waktu itu tertidur di sofa depan tidak mendapatkan Jin tiba saat malam hari ulang tahunnya. Sambil menangis sebab sedih pada akhirnya Sinta selekasnya mandi serta bergegas pergi kesekolah.
Hari itu Jin tidak nampak menjempur Sinta seperti umumnya. Berasa aneh serta seolah masih tidak cukup yakin Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, ia pada akhirnya putuskan untuk singgah kesekolah Jin lebih dulu sebelum pergi kesekolahnya.
Sesampainya di sekolah, apakah yang Sinta dapatkan? rupanya Jin sedang bergurau dengan rekan-rekan wanitanya sambil ketawa seolah mereka dekat keduanya. Sinta yang lihat panorama yang menyakitkan itu pada akhirnya dekati mereka serta geram pada Jin.
"Oh jadi gini ya tingkah laku kamu semasa gak sama saya?"
"Sang..Sinta?"
Dengan geram Sinta selekasnya bergegas pergi tinggalkan mereka. Anehnya Jin tidak memburu Sinta yang geram sebab kejadian itu. Sinta yang menangis waktu itu seolah tidak diperdulikan oleh Jin.
Sepanjang hari dari setelah pulang Sinta dari sekolah, cuma menangis sebab sakit hati pada Jin. Dari pagi sampai malam ia cuma menangis terus-terusan dengan masih terpikir kejadian barusan pagi waktu Jin dengan wanita lain.
Telah berulang-kali Jin menelepon tapi Sinta meremehkan panggilan dari Jin itu serta janji tidak pernah ingin lagi berjumpa dengan Jin sampai kapan saja.
Lantas selang beberapa saat, bel sepeda motor mengeluarkan bunyi di luar rumah Sinta. Sinta yang waktu itu memanglah belum tidur mendapatkan pesan singkat yang mengeluarkan bunyi "Tolong kamu keluar sesaat Sinta, saya ingin ngomong sama kamu".
Sinta yang benar-benar sangat menyukai Jin pada akhirnya tidak menampik untuk keluar dari rumah untuk menjumpai Jin yang waktu itu ada di luar rumah.
"Ingin apalagi kamu?! gak senang kamu sudah nyakitin saya ini hari" Tegas Sinta dengan suara tegas serta geram.
"Saya ingin meminta maaf sama kamu" Jawab Jin dengan suara loyo.
"Maaf kata kamu?! kamu gak sadar telah untuk aku sakit semacam ini?!"
"Sinta, saya...ingin memberi ini ke kamu...."
Jin bawa satu boneka besaaaar sekali yang tidak umumnya boneka yang ia beri pada Sinta. Tapi Sinta makin geram besar pada Jin.
"Buat apalagi kamu bawain boneka lagi ke saya? apa dengan bawa boneka itu, saya akan maafkan kamu Jin? TIDAAAAKKK....!!!"
Dengan merampas bonek yang digenggam oleh Jin, dibuangnya kejalan boneka itu.
Dengan rasa sedih Jin terkejut serta perlahan-lahan berjalan ke arah boneka itu punya niat ambilnya.
Mendadak terdengar dari jauh satu mobil yang meluncur kuat ke arah Jin yang pas ada ditengah-tengah sedang ambil boneka itu. Kemarin...."BRAAAKKK...!!!!" Jin tertabrak serta Sinta berteriak, TIDAAAAAKKKK....!!! JIIIINNNN.....!!!
Mobil itu menghempaskan badan Jin sampai beberapa km.. Jin wafat saat itu juga sebab pendarahan di bagian kepalanya. Sinta saat itu tidak sadarkan diri serta beberapa orang yang ada disekitar segara amankan badan Jin yang tidak bernyawa lagi.
Jin sudah tanpa, cuma satu masa lalu Sinta akan kegetiran yang tidak pernah kembali lagi untuk selama-lamanya. Sinta berasa benar-benar bersalah sebab dianya lah yang mengakibatkan kematian orang yang sangat ia cintai.
Lantas sambil menangis, ia kembali lagi coba kembali kenang semua masa lalu indah dengan Jin. Dilihatnya seputar kamar sekalian teteskan air mata, kamar yang sarat dengan boneka-boneka pemberian Jin. Dengan makin bertambah susah Sinta merengkuh boneka itu erat-erat, mendadak "I LOVE YOU..." "I LOVE YOU..."
"hah?" Sinta terkejut...
Dari perut boneka itu mengeluarkan bunyi "I LOVE YOU" Lantas Sinta mulai menekan perut boneka yang lain lantas, "I LOVE YOU" makin tidak yakin dipencet lah semua perut boneka pemberian dari Jin yang sejumlah 59 boneka itu. Makin deras air mata Sinta, "mengapa saya gak sadar klo sejauh ini Jin tetap ingin menjelaskan cinta kepadaku melalui boneka-boneka yang dia beri kepadaku?"
Lantas Sinta ambil boneka yang terbesar serta adalah boneka yang ke-60 pemberian Jin pada dianya sebelum jin wafat. Dipencetnya juga perut dari boneka itu. Lantas terdengarlah rekaman suara Jin, ia menjelaskan semacam ini"
"Telah 60 hari kita bersama-sama Sinta, tapi sampai ini hari juga saya belum dapat menjelaskan kata cinta padamu. Setiap hari saya mengharap jika boneka ini dapat sebagai wakil kata cintaku itu untuk diri kamu, tapi rupanya kamu belum pernah mengetahuinya. Saya tahu jika saya ialah seorang pengecut, tapi yang penting kamu paham.kamu mengerti jika saya....cinta....kamu sampai akhir hayatku"
Demikianlah rekaman suara Jin yang ia beri sekejap sebelum Jin kecelakaan serta mengambil dianya. Sinta menangis serta tidak akan memperoleh kembali lagi figur Jin yang rupanya sangat-sangat mencintainya.